Teknik Radiografi Wrist Joint
Rabu, 27 September 2017
Teknik Radiografi IVP
Teknik Radiografi IVP
Intravena
Pyelografi (IVP)
Pyelogram intravena (IVP) yang sering juga disebut Intravena urogram adalah pemeriksaan x-ray
yang menggunakan suntikan bahan kontras untuk mengevaluasi ginjal, ureter dan
kandung kemih beserata saluran-salurannya untuk membantu mendiagnosa darah dalam urin atau
rasa sakit di sisi Anda atau punggung bawah. IVP dapat memberikan informasi
yang cukup untuk memungkinkan dokter Anda merawat Anda dengan pengobatan dan
menghindari operasi.
Informasikan kepada dokter Anda jika ada
kemungkinan pasien hamil dan diskusikan dengan pasien jika mengalami atau
menderita penyakit lainnya, kondisi medis, obat-obatan yang Anda pakai dan
alergi, terutama untuk bahan kontras berbasis yodium. Dokter mungkin menginstruksikan
Anda untuk melakukan pencahar ringan pada malam sebelum pemeriksaan dan tidak
makan atau minum apapun setelah tengah malam. Kenakan pakaian yang longgar dan
nyaman dan tinggalkan perhiasan di rumah. Anda mungkin diminta mengenakan gaun.
Sebuah pielogram intravena (IVP) adalah pemeriksaan x-ray pada ginjal, ureter dan kandung kemih yang menggunakan bahan kontras iodinasi yang disuntikkan ke dalam pembuluh darah.
Ketika bahan kontras disuntikkan ke pembuluh darah di lengan pasien, ia bergerak melalui aliran darah dan mengumpulkan di ginjal dan saluran kemih, mengubah area ini terang putih pada gambar x-ray. IVP memungkinkan ahli radiologi untuk melihat dan menilai anatomi dan fungsi ginjal, ureter dan kandung kemih
Sebuah pielogram intravena (IVP) adalah pemeriksaan x-ray pada ginjal, ureter dan kandung kemih yang menggunakan bahan kontras iodinasi yang disuntikkan ke dalam pembuluh darah.
Ketika bahan kontras disuntikkan ke pembuluh darah di lengan pasien, ia bergerak melalui aliran darah dan mengumpulkan di ginjal dan saluran kemih, mengubah area ini terang putih pada gambar x-ray. IVP memungkinkan ahli radiologi untuk melihat dan menilai anatomi dan fungsi ginjal, ureter dan kandung kemih
top of page
2. Tujuan Pemeriksaan IVP
1.
Persiapan Pasien
7.
Kriteria Gambar
2. Tujuan Pemeriksaan IVP
- Pada saat
media kontras diinjeksikan/disuntikkan melalui pembuluh vena pada tangan pasien, media
kontras akan mengikuti peredaran darah dan dikumpulkan dalam ginjal dan
traktus urinarius, sehingga ginjal dan traktus urinarius menjadi berwarna
putih.
- Dengan
IVP, do0kter radiologi dapat melihat dan mengetahui anatomy serta fungsi ginjal,
ureter dan blass.
- Pemeriksaan
IVP membantu dokter mengetahui adanya kelainan pada sistem urinarius beserta saluran-salurannya, dengan
melihat fungsi kerja ginjal dan sistem urinarius pasien.
- Pemeriksaan
ini digunakan untuk melihat atau mengetahui gejala seperti kencing darah
(hematuri) dan sakit pada daerah punggung.
- Dengan IVP
dokter dapat mengetahui adanya kelainan pada sistem tractus urinary dari :
- batu
ginjal
- pembesaran
prostat
- Tumor pada ginjal, ureter dan blass.
Indikasi dilakukan Pemeriksaan IVP
1.
Renal agenesis
2.
Polyuria
3.
BPH (benign prostatic hyperplasia)
4.
Congenital anomali :
o
duplication of ureter n renal pelvis
o
ectopia kidney
o
horseshoe kidney
o
malroration
5.
Hydroneprosis
6.
Pyelonepritis
7.
Renal hypertention
4. Kontra Indikasi
- Alergi
terhadap media kontras
- Pasien
yang mempunyai kelainan atau penyakit jantung
- Pasien
dengan riwayat atau dalam serangan jantung
- Multi
myeloma
- Neonatus
- Diabetes
mellitus tidak terkontrol/parah
- Pasien
yang sedang dalam keadaan kolik
- Hasil
ureum dan creatinin tidak normal
5. Persiapan Pemeriksaan
1.
Persiapan Pasien
1. Pasien makan bubur kecap saja sejak 2
hari (48 jam) sebelum pemeriksaan BNO-IVP dilakukan.
2. Pasien tidak boleh minum susu, makan
telur serta sayur-sayuran yang berserat.
3. Pada Jam 20.00 pasien minum garam inggris
(magnesium sulfat), dicampur 1 gelas air matang untuk urus-urus, disertai minum
air putih 1-2 gelas, terus puasa.
4. Selama puasa pasien dianjurkan untuk
tidak merokok dan banyak bicara guna meminimalisir udara dalam usus.
5. Pada Jam 08.00 pasien datang ke unit
radiologi untuk dilakukan pemeriksaan, dan sebelum pemeriksaan dimulai pasien
diminta buang air kecil untuk mengosongkan blass.
6. Terakhir adalah penjelasan kepada
keluarga pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan dan penandatanganan
informed consent.
2. Persiapan Media Kontras
o
Media kontras yang digunakan adalah yang berbahan iodium, dimana jumlahnya
disesuaikan dengan berat badan pasien, yakni 1-2 cc/kg berat badan.
3. Persiapan Alat dan Bahan
0.
Peralatan Steril
§
Wings needle No. 21 G (1 buah)
§
Spuit 20 cc (2 buah)
§
Kapas alcohol atau wipes
1.
Peralatan Un-Steril
§
Plester
§
Marker R/L dan marker waktu
§
Media kontras Iopamiro (± 40 – 50 cc)
§
Obat-obatan emergency (antisipasi alergi
media kontras)
§
Baju pasien
§
Tourniquet
6. Prosedur Pemeriksaan BNO-IVP
1.
Lakukan pemeriksaan BNO posisi AP, untuk
melihat persiapan pasien
2.
Jika persiapan pasien baik/bersih,
suntikkan media kontras melalui intravena 1 cc saja, diamkan sesaat untuk
melihat reaksi alergis.
3.
Jika tidak ada reaksi alergis penyuntikan
dapat dilanjutkan dengan memasang alat compressive ureter terlebih dahulu di
sekitar SIAS kanan dan kiri
4.
Setelah itu lakukan foto nephogram
dengan posisi AP supine 1 menit setelah injeksi media kontras untuk melihat
masuknya media kontras ke collecting sistem, terutama pada pasien hypertensi
dan anak-anak.
5.
Lakukan foto 5 menit post injeksi dengan
posisi AP supine menggunakan ukuran film 24 x 30 untuk melihat pelviocaliseal
dan ureter proximal terisi media kontras.
6.
Foto 15 menit post injeksi dengan posisi
AP supine menggunakan film 24 x 30 mencakup gambaran pelviocalyseal, ureter dan
bladder mulai terisi media kontras
7.
Foto 30 menit post injeksi dengan posisi
AP supine melihat gambaran bladder terisi penuh media kontras. Film yang
digunakan ukuran 30 x 40.
8.
Setelah semua foto sudah dikonsulkan
kepada dokter spesialis radiologi, biasanya dibuat foto blast oblique untuk
melihat prostate (umumnya pada pasien yang lanjut usia).
9.
Yang terakhir lakukan foto post
void dengan posisi AP supine atau erect untuk melihat kelainan kecil
yang mungkin terjadi di daerah bladder. Dengan posisi erect dapat menunjukan
adanya ren mobile (pergerakan ginjal yang tidak normal) pada kasus pos
hematuri.
7.
Kriteria Gambar
1.
Foto 5 menit post injeksi
o
Tampak kontras mengisi ginjal kanan dan
kiri.
2.
Foto 15 menit post injeksi
o
Tampak kontras mengisi ginjal, ureter.
3.
Foto 30 menit post injeksi (full blass)
o
Tampak blass terisi penuh oleh
kontras
1.
Foto Post Mixi
o
Tampak blass yang telah kosong.
. Perawatan Lanjutan
Tidak ada perawatan khusus yang diberikan kepada pasien setelah menjalani pemeriksaan BNO-IVP ini.
Catatan
:
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN IVP
- Kelebihan
1. Bersifat invasif.
2. IVP memberikan gambaran dan informasi
yang jelas, sehingga dokter dapat mendiagnosa dan memberikan pengobatan yang
tepat mulai dari adanya batu ginjal hingga kanker tanpa harus melakukan
pembedahan
3. Diagnosa kelainan tentang kerusakan dan
adanya batu pada ginjal dapat dilakukan.
4.
Radiasi relative rendah
5.
Relative aman
- Kekurangan
1. Selalu ada kemungkinan terjadinya kanker
akibat paparan radiasi yang diperoleh.
2. Dosis efektif pemeriksaan IVP
adalah 3 mSv, sama dengan
rata-rata radiasi yang diterima dari alam dalam satu tahun.
3. Penggunaan media kontras dalam IVP dapat
menyebabkan efek alergi pada pasien, yang menyebabkan pasien harus mendapatkan
pengobatan lanjut.
4. Tidak dapat dilakukan pada wanita hamil.
Teknik Radiografi gigi geligi Intraoral
Teknik Radiografi gigi geligi Intraoral
Radiografi gigi geligi atau pemeriksaan dental terbagi menjadi tiga pemeriksaan
Radiografi gigi geligi atau pemeriksaan dental terbagi menjadi tiga pemeriksaan
Teknik Radiografi HSG
Teknik Radiografi HSG
Teknik Pemeriksaan Radiografi
Histerosalpingografi (HSG). Histerosalpingografi atau HSG sendiri pengertiannya
adalah Pemeriksaan secara radiologi organ reproduksi wanita bagian dalam pada
daerah uterus, tuba fallopii, cervix dan ovarium mengunakan media kontras
positif. Pemeriksaan ini biasanya sering dilakukan pada ibu-ibu dengan indikasi
Infertil baik primer maupun sekunder. Akan tetapi juga bisa dilakukan
untuk indikasi-indikasi lain yang tentunya merupakan kelainan pada organ
reproduksi wanita.
Indikasi Pemeriksaan Histerosalpingografi (HSG)
Indikasi pemeriksaan Histerosalpingografi adalah
:
- Menentukan keberhasilan tindakan operasi sterilitas,
- Sterilitas primer maupun sekunder untuk melihat normal tuba
(paten tidaknya tuba),
- Fibronyoma pada uteri,
- Hypoplasia endometri,
- Perlekatan-perlekatan dalam uterus,adenomiosis.
Kontra Indikasi Pemeriksaan
Histerosalpingografi (HSG)
Kontra Indikasi dari pemeriksaan HSG adalah :
- Menstrurasi,
- Peradangan dalam rongga pelvis,
- Persarahan dalam kavum uteri,
- Alergi terhadap bahan kontras,
- Setelah dikerjakannya curettage,
- Kecurigaan adanya kehamilan.
A. PROSEDUR PEMERIKSAAN
1. Pelaksanaan Pemeriksaan HSG
Sebaiknya pemeriksaan HSG dilaksanakan pada masa
Subur / Fertile efektifnya yaitu 10 hari setelah HPHT (Hari Pertama Haid
Terahir). Akan tetapi pada prakteknya tidak pasti sperti itu. Untuk pasien
dengan siklus haid Normal ( Haid 7 hari) maka pemeriksaan dilakukan 10-14 hari
setlah HPHT. Dan untuk pasien dengan siklus haid tidak Normal maka
pemeriksaan dilakukan 3-4 hari setelah haid selesai
2. Persiapan Pasien
Persiapan penderita untuk pemeriksaan HSG adalah
sebagai berikut :
- Penderita sejak hari pertama menstruasi yang terakhir sampai
hari kesepuluh tidak diperkenankan melakukan persetubuhan (koitus)
terlebih dahulu.
- Pada pemeriksaan sebaiknya rektum dalam keadaan kosong, hal
ini dapat dilakukan dengan memberi penderita tablet dulcolak suposutoria
beberapa jam sebelum pemeriksaan atau sebelum lavemen.
- Untuk mengurangi ketegangan dan rasa sakit, atas perintah
dokter penderita dapat diberi obat penenang, dan anti spasmodik.
- Sebelum pemeriksaan yang dilakukan penderita untuk buang air
kecil terlebih dahulu untuk menghindari agar penderita tidak buang air
selama jalannya pemeriksaan sehingga pemeriksaan tidak terganggu dan
berjalan lancar.
- Berikan penjelasan pada pasien maksud dan tujuan pemeriksaan
yang akan dilakukan, serta jalannya pemeriksaan agar pasien merasa aman
dan tenang sehingga dapat diajak kerjasama demi kelancaran pemeriksaan.
3. Pemasukan Media Kontras
Pemasukan media kontras bisa dilakukan dengan dua
cara yaitu dengan HSG Set dan dengan Katerer. Media kontras yang dipakai adalah
media kontras positif jenis Iodium water soluble yang sering digunakan adalah
Urografin 60%, Urografin 76 %.
1. Pemasukan media kontras menggunakan HSG Set
- Setelah pasien diposisikan lithotomi, daerah vagina diberikan
menggunakan desinfektan, diberi juga obat antiseptik daerah cervix.
- Spekulum digunakan untuk membuka vagina dan memudahkan HSG
Set masuk kemudian bagian dalam vagina dibersihkan dengan betadin,
kemudian sonde uteri dimasukan untuk mengukur kedalaman serta arah uteri.
- Siapkan HSG set yang telah dimasuki media kontras, sebelum
dimasukkan terlebih dahulu semprotkan media kontras sampai keluar dari
ujung HSG set..
- Dengan bantuan long forcep, HSG set dimasukan perlahan ke
ostium uteri externa.
- Pasien diposisikan ditengah meja pemeriksan dan mulai
disuntikan media kontras jumlahnya sekitar 6 ml atau lebih
- Media kontras akan mengisi uterus dan tuba fallopii, atur
proyeksi yang akan dilakukan serta ambil radiografinya
- Setelah semua proyeksi dilakukan kemudian daerah vagina
dibersihkan.
2. Pemasukan media kontras menggunakan Kateter
- Setelah pasien diposisikan lithotomi, daerah vagina diberikan
menggunakan desinfektan, diberi juga obat antiseptik daerah cervix.
- Spekulum digunakan untuk membuka vagina dan memudahkan
kateter masuk kemudian bagian dalam vagina dibersihkan dengan betadin,
kemudian sonde uteri dimasukan untuk mengukur kedalaman serta arah uteri.
- Spuit yang telah terisi media kontras dipasang pada salah
satu ujung kateter, sebelumnya kateter diisi terlebih dahulu dengan media
kontras sampai lumen kateter penuh.
- Dengan bantuan long forcep, kateter dimasukan perlahan ke
ostium uteri externa
- Balon kateter diisi dengan air steril kira-kira 3 ml sampai
balon mengembang diantara ostium interna & externa, balon ini harus
terkait erat pd canalis servicalis, kemudian spekulum dilepas.
- Pasien diposisikan ditengah meja pemeriksan dan mulai
disuntikan media kontras jumlahnya sekitar 6 ml atau lebih
- Media kontras akan mengisi uterus dan tuba fallopii, atur
proyeksi yang akan dilakukan serta ambil radiografinya
- Balon dikempeskan dan kateter dapat ditarik secara perlahan
- Setelah semua proyeksi dilakukan kemudian daerah vagina
dibersihkan.
B. PROYEKSI
Untuk pemasukan media konrad dengan HSG set
maupun kateter proyeksi yang digunakan sama. Foto diambil dengan proyeksi
sebagai berikut.
- AP Plan foto
- AP dengan Kontras
- Oblik dengan Kontras
- AP Post miksi
- Proyeksi
AP
Proyeksi AP ini digunakan untuk plan foto,
proyeksi setelah dimasukannya media kontras,dan post miksi. Prosedurnya sebagai
berikut:
Posisi Pasien : pasien tidur supine di atas meja
pemeriksaan untuk plan foto dan post miksi, lakukan posisi Lithotomi saat
pemasukan HSG Set atau kateter dan untuk proyeksi AP setelah pemasukan media
kontras.
Posisi Objek : Daerah pelvis true AP dan atur MSP
tbuh pada pertengahan kaset atau meja pemeriksaan. Atur kaset pada posisi
membujur.
Central Ray : Vertical tegak lurus film
Central Point: 5 cm proximal symphisis phubis
- Proyeksi
Oblique
Proyeksi Oblique ini digunakan untuk proyeksi
setelah dimasukannya media kontras pada vagina. Prosedurnya sebagai berikut:
Posisi Pasien: Pasien tidur semi supine ke salah
satu sisi tubuh (LPO atau RPO)
Posisi Objek : Atur daerah pelvis posisi oblik
kira-kira 45 derajat. Atur kaset pada posisi membujur.
Central Ray : Vertical tegak lurus film
Central Point: 5 cm proximal symphisis pubis
– RPO : 2 cm kearah kiri dari MSP
– LPO : 2 cm kearah kanan dari MSP
Kriteria radiograf:
Hal berikut ini perlu dibuktikan dengan jelas:
- Daerah
panggul 2 inci (5 cm) di atas simfisis pubis terpusat pada film radiografi
- Semua
media kontras terlihat, termasuk setiap daerah “tumpahan”
- Sebuah
skala pendek dari kontras pada radiografi
Langganan:
Postingan (Atom)
Teknik Radiografi Pedis
1. Anatomi Os. Pedis Terdiri atas 26 tulang, yaitu :14 phalanges, 5 os metatarsal dan 7 os Tarsi. Os tarsi terdiri atas os calcaneus,o...
-
Teknik Radiografi Babygram Kategori Radiografi babygram adalah merupakan bagian pemeriksaan Teknik Radiografi pediatrik , Perbedaanya ada...
-
Teknik Radiografi Sacroiliac Joint Sacroiliac Joint merupakan Sendi Join yang terbentuk antara os Sakru m dan Illium, merupakan immovab...
-
Teknik Radiografi Dental Incisivus Dasar Teori : Landasan Teori Gigi orang dewasa berjumalah 32 buah. Terdiri dari 2 incisiv...