Teknik Radiografi Dental
Incisivus
Incisivus
Dasar Teori :
Landasan Teori
Gigi orang dewasa berjumalah 32 buah.
Terdiri dari 2 incisivus (gigi seri), 1 caninus (gigi taring), 2 premolar dan 3 molar. Gigi kedelapan adalah gigi yang
terakhir tumbuh disebut gigi bijaksana atau wisdom teeth. Gigi susu adalah gigi
yang belum tetap. Gigi premolar letaknya berada diantara caninus dan molar.
Gigi premolar kedua atas merupakan gigi kelima dari garis tengah maxilla, dan
mirip dengan premolar pertama atas pada banyak keadaan, sehingga dapat
dianjurkan membandingkan kedua gigi ini ketimbang menelitinya secara terpisah.
Tetapi terdapat beberapa perbedaan penting. Premolar kedua atas lebih kecil
dengan mahkota lebih membulat. Fisura perkembangan mesiodistal tidak memotong
marginal ridge mesial, Tidak ada fossa canina,
Bentuk mahkota lebih simetris dengan kedua cuspis yang terletak di
tengah yang berhubungan satu sama lain dan sama tinggi. Premolar kedua atas hampir selalu mempunyai
akar tunggal. Gigi molar makin belakang makin tebal mahkota nya. Akarnya pendek dan biasanya lebih dari 1
yaitu 2 atau 3. Pada rahang atas akarnya 3 dan rahang bawah akarnya 2.
Judul Buku : Clark’s Positioning In Radiography
Pengarang : A. Stewart Whitley, Charles Sloane,
Graham Hoadley
Adrian D. Moore dan Chrissie W. Alsop
Halaman : 295 - 298
Edisi : 12
Radiografi
Periapikal
Periapikal
adalah radiografi intraoral yang mencakup gigi geligi dan jaringan sekitarnya
sampai dengan daerah periapikal. Teknik ini digunakan untuk melihat keseluruhan
mahkota serta akar gigi dan tulang pendukungnya.
Ada
banyak Indikasi Klinis untuk Radiografi Periapikal :
-
Pemeriksaan Peridonsium mencakup
periapikal dan status periodontal.
-
Pemeriksaan patologi apex dan lesi
lainnya yang terletak dalam tulang alveolar.
-
Pemeriksaan Alveolar Pra-operasi
dan Pasca operasi.
-
Trauma pada gigi dan tulang
alveolar.
-
Lokalisasi Gigi.
-
Sebelum pencabutan gigi untuk
menilai morfologi akar dan hubungannya dengan struktur vital seperti saluran
inferior gigi, Sinus Maksilaris.
-
Selama terapi edodontik.
-
Pemeriksaan pra-operasi dan pasca
operasi implan gigi.
Dua teknik yang tersedia :
-
Periapikal Biseksi ( metode garis
bagi )
-
Periapikal Parallel
Terlepas dari teknik yang digunakan, Aspek depan
(atau permukaan gambar) dari film harus diposisikan menghadap tabung sinar-x.
Teori ini berdasarkan atas teorema geometri dari
isometri. Membutuhkan CR dari sinar x untuk menembus akar dari gigi pada sudut
yang tepat ke bidang biseksi dari sudut yang dibentuk dari sumbu panjang gigi
dan bidang film.
Posisi ini relatif mudah tapi banyak faktor yang
berubah-ubah pada teknik.
2 metode yang digunakan untuk menetapkan film secara
Intraoral :
·
Jari Pasien
·
Film holder
Pemakaian Film holding ini sangat sering digunakan,
Selain mengurangi distorsi karena film (lentur) dan menetapkan posisi film,
Pemakaian alat tersbut juga memastikan kerjasama pasien yang lebih baik. Akan
tetapi, Hasilnya juga dapat memperlihatkan bentuk distorsi pada gambar sebaga
hasil dari penyudutan yang salah.
Dasar
teori teknik pemotretan radiografis metode garis bagi adalah:
a.
Sudut yang dibentuk antara sumbu panjang gigi dan sumbu panjang film dibagi dua
sama besar yang selanjutnya disebut garis bagi.
b.
Tabung sinar-x diarahkan tegak lurus pada garis bagi ini, dengan titik pusat
sinar-x diarahkan ke daerah apikal gigi.
c.
Dengan menggunakan prinsip segitiga sama sisi, panjang gigi sebenarnya dapat
terproyeksi sama besarnya pada film.
-
Penentuan sudut vertikal tabung sinar-x adalah sudut yang dibentuk dengan
menarik garis lurus titik sinar-x terhadap bidang oklusal.
-
Penentuan sudut horisontal tabung sinar-x ditentukan oleh bentuk lengkung
rahang dan posisi gigi. Dalam bidang horizontal titik pusat sinar-x diarahkan
melalui titik kontak interproksimal, untuk menghindari tumpang tindih satu gigi
dengan gigi sebelahnya.
d.
Film diletakkan sedekat mungkin gigi yang diperiksa tanpa menyebabkan film
tertekuk.
Teknik
Penentuan Posisi Pemotretan 8, 10
a.
Film diletakkan sedemikian
rupa sehingga gigi
yang diperiksa ada di pertengahan
film untuk gigi-gigi rahang atas dan rahang bawah.
b.
Film harus dilebihkan kurang lebih 2 mm di atas permukaan oklusal/insisal untuk
memastikan seluruh gigi tercakup di dalam film. Perlu diperhatikan juga sisi
yang menghadap tabung sinar-x adalah sisi yang menghadap gigi dengan tonjol
orientasi menghadap ke arah mahkota gigi.
c.
Pasien diminta untuk menahan film dengan perlahan tanpa tekanan, dengan ibu
jari atau telunjuk (menahan film dengan tekanan yang berlebihan dapat
menyebabkan film menjadi distorsi pada gambar yang dihasilkan).
d.
Tabung sinar-x diarahkan ke gigi dengan sudut vertikal dan horizontal yang
tepat.
e.
Lakukan penyinaran dengan kondisi yang telah ditentukan.
2.
Indikasi Pemeriksaan :
·
Impacted (Impaksi)
Impacted atau
impaksi merupakan gangguan yang terjadi pada gigi dimana gigi baru tumbuh
mendesak gigi di depannya yang sudah lebih dulu tumbuh. Impaksi biasanya
terjadi pada molar ke 3 yang mendesak molar ke 2. Ini biasanya terjadi karena
pasien memiliki mandibula yang pendek sehingga molar 3 tidak medapat cukup
tempat tumbuh.
·
Caries Dentis.
Caries dentis dalam bahasa umumnya adalah gigi berlubang. Caries
ini biasa terjadi akibat pengeroposan pada gigi yang penyebabnya banyak hal,
bisa karena sisa makanan yang tertinggal,bakteri, dll.
·
Cystisis
Cystisis
adalah sebuah kelainan dimana bagian mandibula yang menjadi tempat untuk radix
(akar) gigi mengalami kekosongan.
·
periodentic, tumor atau fraktur
3.
Teknik Radiografi
meliputi
A.
ALAT DAN BAHAN
1. Pesawat rontgen Alengger kapasitas 600 mA
2. Dental film
3. Phantom kepala (dental)
4. Alat fiksasi (Sand bag)
5. Hanger
6. Alat processing (developer, fixer, air)
B.
PROSEDUR KERJA
1. Persiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan dalam
praktek radiografi seperti diatas.
2. Atur tabung
pesawat gigi dengan bidang oklusal atas sehingga membentuk sudut 60o
caudally.
3. Film di posisikan memanjang.
4. Sentrasikan sinar pada tip of the nose
5. Intruksikan pasien untuk membuka mulut dan menggunakan
jempol pasien untuhkmenahan dental film.
6. Upper positioning sejajar, angulasi vertikal positif,
angulasi horizontal.
7. CP di acantion/ os nasal.
8. FFD sedekat mungkin dengan gigi, kira-kira 10 cm, CR
MSP vertikal
9. Berikan faktor eksposi kV:55 , dan mAs:12
10. Processing
dengan developer, air, fixer.
4. Kriteria Gambar:
a. Seluruh Gambaran gigi incicivus harus tercakup
dalam film
b. Tidak terjadi overlapping (yang menyebabkan
ketidakjelasan akar lanjutan)
c. Terlihat bagian crown, corpus dan akar dari
incicivus rahang atas.
5.
Analisis Gambaran :
Gambar yang
dihasilkan tidak memperlihatkan kontras, densitas, ketajaman dan detail pada
gambar bahkan anatomi dari gigi incisivus rahang atas.
6. Kesimpulan :
Berdasarkan percobaan praktek yang
dilakukan, pada tahap processing film dengan manual mengalami kesalahan yang
mengakibatkan tidak tergambarnya film. Hal ini dikarenakan salah memasukkan
film yaitu ke cairan fixer terlebih dahulu, yang seharusnya pada developer.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar