Rabu, 27 September 2017

Teknik Radiografi HSG

Teknik Radiografi HSG


Teknik Pemeriksaan Radiografi Histerosalpingografi (HSG). Histerosalpingografi atau HSG sendiri pengertiannya adalah Pemeriksaan secara radiologi organ reproduksi wanita bagian dalam pada daerah uterus, tuba fallopii, cervix dan ovarium mengunakan media kontras positif. Pemeriksaan ini biasanya sering dilakukan pada ibu-ibu dengan indikasi Infertil baik primer maupun sekunder. Akan tetapi juga bisa dilakukan untuk indikasi-indikasi lain yang tentunya merupakan kelainan pada organ reproduksi wanita.

Indikasi Pemeriksaan Histerosalpingografi (HSG)

Indikasi pemeriksaan Histerosalpingografi adalah :
  1. Menentukan keberhasilan tindakan operasi sterilitas,
  2. Sterilitas primer maupun sekunder untuk melihat normal tuba (paten tidaknya tuba),
  3. Fibronyoma pada uteri,
  4. Hypoplasia endometri,
  5. Perlekatan-perlekatan dalam uterus,adenomiosis.
Kontra Indikasi Pemeriksaan Histerosalpingografi (HSG)

Kontra Indikasi dari pemeriksaan HSG adalah :

  1. Menstrurasi,
  2. Peradangan dalam rongga pelvis,
  3. Persarahan dalam kavum uteri,
  4. Alergi terhadap bahan kontras,
  5. Setelah dikerjakannya curettage,
  6. Kecurigaan adanya kehamilan.

A.   PROSEDUR PEMERIKSAAN

1. Pelaksanaan Pemeriksaan HSG

Sebaiknya pemeriksaan HSG dilaksanakan pada masa Subur / Fertile efektifnya yaitu 10 hari setelah HPHT (Hari Pertama Haid Terahir). Akan tetapi pada prakteknya tidak pasti sperti itu. Untuk pasien dengan siklus haid Normal ( Haid 7 hari) maka pemeriksaan dilakukan 10-14 hari setlah HPHT. Dan untuk pasien dengan  siklus haid tidak Normal maka pemeriksaan dilakukan 3-4 hari setelah haid selesai

2. Persiapan Pasien

Persiapan penderita untuk pemeriksaan HSG adalah sebagai berikut :
  1. Penderita sejak hari pertama menstruasi yang terakhir sampai hari kesepuluh tidak diperkenankan melakukan persetubuhan (koitus) terlebih dahulu.
  2. Pada pemeriksaan sebaiknya rektum dalam keadaan kosong, hal ini dapat dilakukan dengan memberi penderita tablet dulcolak suposutoria beberapa jam sebelum pemeriksaan atau sebelum lavemen.
  3. Untuk mengurangi ketegangan dan rasa sakit, atas perintah dokter penderita dapat diberi obat penenang, dan anti spasmodik.
  4. Sebelum pemeriksaan yang dilakukan penderita untuk buang air kecil terlebih dahulu untuk menghindari agar penderita tidak buang air selama jalannya pemeriksaan sehingga pemeriksaan tidak terganggu dan berjalan lancar.
  5. Berikan penjelasan pada pasien maksud dan tujuan pemeriksaan yang akan dilakukan, serta jalannya pemeriksaan agar pasien merasa aman dan tenang sehingga dapat diajak kerjasama demi kelancaran pemeriksaan.

3. Pemasukan Media Kontras

Pemasukan media kontras bisa dilakukan dengan dua cara yaitu dengan HSG Set dan dengan Katerer. Media kontras yang dipakai adalah media kontras positif jenis Iodium water soluble yang sering digunakan adalah Urografin 60%, Urografin 76 %.
1. Pemasukan media kontras menggunakan HSG Set


  • Setelah pasien diposisikan lithotomi, daerah vagina diberikan menggunakan desinfektan, diberi juga obat antiseptik daerah cervix.
  • Spekulum digunakan untuk membuka vagina dan memudahkan HSG Set masuk kemudian bagian dalam vagina dibersihkan dengan betadin, kemudian sonde uteri dimasukan untuk mengukur kedalaman serta arah uteri.
  • Siapkan HSG set yang telah dimasuki media kontras, sebelum dimasukkan terlebih dahulu semprotkan media kontras sampai keluar dari ujung HSG set..
  • Dengan bantuan long forcep, HSG set dimasukan perlahan ke ostium uteri externa.
  • Pasien diposisikan ditengah meja pemeriksan dan mulai disuntikan media kontras jumlahnya sekitar 6 ml atau lebih
  • Media kontras akan mengisi uterus dan tuba fallopii, atur proyeksi yang akan dilakukan serta ambil radiografinya
  • Setelah semua proyeksi dilakukan kemudian daerah vagina dibersihkan.

2. Pemasukan media kontras menggunakan Kateter



  • Setelah pasien diposisikan lithotomi, daerah vagina diberikan menggunakan desinfektan, diberi juga obat antiseptik daerah cervix.
  • Spekulum digunakan untuk membuka vagina dan memudahkan kateter masuk kemudian bagian dalam vagina dibersihkan dengan betadin, kemudian sonde uteri dimasukan untuk mengukur kedalaman serta arah uteri.
  • Spuit yang telah terisi media kontras dipasang pada salah satu ujung kateter, sebelumnya kateter diisi terlebih dahulu dengan media kontras sampai lumen kateter penuh.
  • Dengan bantuan long forcep, kateter dimasukan perlahan ke ostium uteri externa
  • Balon kateter diisi dengan air steril kira-kira 3 ml sampai balon mengembang diantara ostium interna & externa, balon ini harus terkait erat pd canalis servicalis, kemudian spekulum dilepas.
  • Pasien diposisikan ditengah meja pemeriksan dan mulai disuntikan media kontras jumlahnya sekitar 6 ml atau lebih
  • Media kontras akan mengisi uterus dan tuba fallopii, atur proyeksi yang akan dilakukan serta ambil radiografinya
  • Balon dikempeskan dan kateter dapat ditarik secara perlahan
  • Setelah semua proyeksi dilakukan kemudian daerah vagina dibersihkan.

B.   PROYEKSI

Untuk pemasukan media konrad dengan HSG set maupun kateter proyeksi yang digunakan sama. Foto diambil dengan proyeksi sebagai berikut.
  • AP Plan foto
  • AP dengan Kontras
  • Oblik dengan Kontras
  • AP Post miksi

  1. Proyeksi AP

Proyeksi AP ini digunakan untuk plan foto, proyeksi setelah dimasukannya media kontras,dan post miksi. Prosedurnya sebagai berikut:
Posisi Pasien : pasien tidur supine di atas meja pemeriksaan untuk plan foto dan post miksi, lakukan posisi Lithotomi saat pemasukan HSG Set atau kateter dan untuk proyeksi AP setelah pemasukan media kontras.
Posisi Objek : Daerah pelvis true AP dan atur MSP tbuh pada pertengahan kaset atau meja pemeriksaan. Atur kaset pada posisi membujur.
Central Ray  : Vertical tegak lurus film
Central Point: 5 cm proximal symphisis phubis

  1. Proyeksi Oblique

Proyeksi Oblique ini digunakan untuk proyeksi setelah dimasukannya media kontras pada vagina. Prosedurnya sebagai berikut:
Posisi Pasien: Pasien tidur semi supine ke salah satu sisi tubuh (LPO atau RPO)
Posisi Objek : Atur daerah pelvis posisi oblik kira-kira 45 derajat. Atur kaset pada posisi membujur.
Central Ray  : Vertical tegak lurus film
Central Point: 5 cm proximal symphisis pubis
– RPO : 2 cm kearah kiri dari MSP
– LPO  : 2 cm kearah kanan dari MSP
Kriteria radiograf:
Hal berikut ini perlu dibuktikan dengan jelas:
  • Daerah panggul 2 inci (5 cm) di atas simfisis pubis terpusat pada film radiografi
  • Semua media kontras terlihat, termasuk setiap daerah “tumpahan”
  • Sebuah skala pendek dari kontras pada radiografi

Tidak ada komentar:

Teknik Radiografi Pedis

1. Anatomi Os. Pedis    Terdiri atas 26 tulang, yaitu :14 phalanges, 5 os metatarsal dan 7 os Tarsi. Os tarsi terdiri atas os calcaneus,o...